Permainan Rakyat Dinilai Tingkatkan Karakter Siswa

Permainan rakyat dan olahraga tradisional yang tengah digiatkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB dalam satu tahun terakhir dinilai dapat meningkatkan karakter siswa. Di samping itu akan memperkuat profil pelajar Pancasila.

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Lombok Utara (KLU), yang juga Kepala SMAN 2 Bayan, Moch. Fatkoer Rohman pada Selasa, 1 Desember 2020 mengatakan, kecakapan abad 21 terdiri dari tiga hal yaitu karakter, literasi dan kompetensi.

Karakter itu temasuk gotong royong dan keuletan. Sedang literasi dasar itu terdiri dari 6, di antaranya adalah literasi budaya. Dengan digelarnya liga hadang antara sekolah dan adanya pojok ekspresi akan dapat meningkatkan karakter dan literasi siswa.

“Karakter yang bisa dibangun melalui kegiatan tersebut di antaranya adalah gotong royong dan keuletan. Sedangkan literasi yang dapat dikembangkan adalah literasi budaya dan literasi yang lain misal literasi digital, karena kegiatan tersebut dikemas dalam bingkai digital, ditayangkan di Facebook dan YouTube, misalnya,” katanya.

Di samping itu, Fatkoer menambahkan, permainan rakyat akan memperkuat profil pelajar Pancasila. Ia menjelaskan, seperti diketahui bahwa ada enam profil pelajar Pancasila yaitu religius, kebhinnekaan global, mandiri, kreatif, kritis, dan gotong royong.

“Ketika mereka berlaga maka mereka pasti melakukan gotong royong, mereka juga pasti kreatif. Berwawasan kebhinnekaan pasti juga akan berkembang karena yang namanya budaya penuh dengan keragaman,” ujarnya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB terus berupaya melindungi permainan rakyat dan olahraga tradisional. Kepala Dinas Dikbud NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., menjelaskan, pihaknya menghindari kepunahan dari permainan dan olahraga tradisional. “Paling pokok itu melindungi, kemudian memanfaatkan dan mengembangkan agar permainan rakyat kita tidak punah,” kata Aidy.

Dinas Dikbud NTB memiliki dimensi pendidikan dan kebudayaan. Aidy mengatakan, untuk mengembangkan permainan rakyat dan olahraga tradisional itu, pihaknya menyentuh melalui sekolah. Nantinya akan menjadi konten dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dinas Dikbud NTB juga mengembangkannya dalam aktivitas Pojok Ekspresi yang rutin digelar mulai tahun 2020 ini. “Paling tidak setelah anak-anak bisa, mereka akan memainkan di masyarakat,” katanya. (ron)

Sumber (Suara NTB, 02/12/20)