Program 1.000 Cendekia, Upaya Meningkatkan Kualitas SDM NTB
Salah satu program unggulan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE. M.Sc., dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah yaitu 1.000 Cendekia. Program strategis ini merupakan bagian dari misi NTB Gemilang yaitu NTB Sehat dan Cerdas dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai fondasi daya saing daerah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Provinsi NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., menjelaskan, program 1.000 cendekia merupakan program unggulan gubernur dan wakil gubernur NTB. Hajatan awal dari program ini berupa pengiriman mahasiswa ke luar negeri. Namun di tahun 2020 ini, program 1.000 cendekia dikembangkan dengan menyeimbangkan beasiswa luar negeri dan beasiswa dalam negeri. Penerima beasiswa mencapai 500-an orang.
“Harapan besarnya, untuk peningkatan kualitas SDM di NTB. Bisa menyukseskan pogram unggulan dari Pemerintah Provinsi NTB, untuk dapat peluang menempuh pendidian di luar negeri dan menyelesaikan pendidikan di dalam negeri. Sehingga angka partisipasi meningkat, tercapai lama rata-rata lama sekolah. Angka partisipasi masyarakat mampu maupun tidak mampu menempuh pendidikan meningkatn untuk kuliah di daerah di Indonesia dan luar negri,” jelas Aidy.
Aidy menjelaskan, program beasiswa dibagi menjadi dua, yaitu beasiswa luar negeri dan beasiswa dalam negeri. Beasiswa luar negeri disebut dengan beasiswa NTB tetap berjalan bekerja sama antara Dinas Dikbud NTB dengan Lembaga Pengembangan Pendidikan NTB (LPPNTB).
Sementara beasiswa dalam negeri dibagi menjadi tiga, yaitu pertama, beasiswa miskin berprestasi, sasarannya mahasiswa berprestasi di kampus yang diukur, dinilai, dan diusulkan pihak kampus, tapi dari kalangan keluarga tidak mampu. Kedua, beasiswa kerja sama, beasiswa yang diberikan kepada perguruan tinggi swasta yang membangun kerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB. Dan, ketiga, beasiswa unggulan, merupakan beasiswa pada jurusan tertentu yang dibutuhkan daerah, diusulkan oleh Perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta dalam negeri.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dalam sebuah kesempatan meyakini, jika NTB mampu menuntaskan pengiriman banyak mahasiswa ke luar negeri dalam jumlah besar, hal itu akan menumbuhkan optimisme. Masyarakat NTB akan terpantik semangatnya untuk menaklukkan tantangan yang lebih berat. Beasiswa NTB itu untuk membangun cara pandang yang lebih luas, membangun jaringan dan kemampuan berinteraksi di tengah percaturan global yang kian kompetitif.
Terpisah, Direktur LPPNTB, Irwan Rahadi, M.Sc., menjelaskan, secara umum program 1.000 cendekia ini untuk peningkatan SDM melalui pendidikan. “Kita butuh SDM yang punya jaringan internasional dan pengalaman internasional. Diharapkan bisa berjalan terus dan sukses, dan semakin banyak anak NTB bisa disekolahkan dan bisa bersaing dengan provinsi lain dalam konteks sumber daya manusia,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pengiriman pertama beasiswa NTB dilaksanakan pada tahun 2018. Pengiriman pertama ke Polandia sebanyak lima orang. Saat ini sudah ada 38 orang yang telah menyelesaikan studi. “Mereka sudah bekerja sebagai dosen, bekerja di perusahaan, ada juga di luar daerah sebagai dosen,” ujar Irwan.
Terkait proses rekrutmen, Irwan menjelaskan, pada prinsipnya dipertimbangkan perwakilan kabupaten/kota di NTB. Prinsip keadilan dan proporsional merata jadi pertimbangan pihaknya.
“Proses rekrutman kita disampaikan ke publik dan lakukan pendaftaran, prosedur menurut kami sederhana, tahapan seleksi hanya dua, seleksi administrasi dan seleksi wawancara,” katanya.
Program beasiswa NTB ini menyasar masyarakat NTB secara keseluruhan. Dengan menyediakan beasiswa S1, S2, dan S3. Namun pihaknya fokus pada jenjang S2. “Kalau bicara porsi 75-80 persen jenjang S2, untuk S1 dan S3 tidak dibiayai sepenuhnya tapi ada kerja sama dengan negara setempat,” katanya.
Berdasarkan data dari situs resmi LPPNTB, jenis-jenis beasiswa NTB yaitu kategori A merupakan beasiswa NTB yang dibiayai secara penuh atau fully funded, kategori B merupakan beasiswa merupakan beasiswa NTB yang dibiayai secara sebagian atau partial funded, dan kategori C merupakan merupakan beasiswa NTB untuk Short Course, Internship, dan program pengembangan diri yang pendanaannya bisa partial funded atau fully funded.
Jumlah awardee atau penerima beasiswa NTB kategori A dan B sebanyak 385 orang tersebar di Polandia sebanyak 104 orang, Malaysia sebanyak 235 orang, China sebanyak 30 orang, Taiwan sebanyak 10 orang, Ceko sebanyak dua orang, Rusia sebanyak empat orang , dan di Hungaria satu orang. Awardee kategori C sebanyak 140 orang.
Untuk jenjang S2, segmentasinya dari berbagai macam latar belakang, mulai dari aktivis, guru, tenaga kesehatan, dan lainnya. Sementara untuk beasiswa jenjang S3 menyasar dosen yang mengajar di perguruan tinggi di NTB. Dengan tujuan peningkatan kualifikasi keilmuan. Ketika selesai studi akan kembali ke kampus masing-masing. “Dengan pengalaman itu menjadi bagian dari pengembangan kampus masing-masing,” ujarnya.
Terkait dengan program Rumah Bahasa kerja sama antara LPPNTB dengan Dinas Dikbud NTB dilaksanakan di kabupaten/kota secara proporsional. Targetnya siapa saja di wilayah kabupaten/kota yang mau belajar bahasa Inggris, tidak terbatas bagi penerima beasiswa NTB. Rumah bahasa hadir untuk memberikan pembekalan bahasa. Bekal itu bisa juga dijadikan untuk mendaftar beasiswa lainnya.
“Masalah kita di NTB itu, semangat kita untuk melanjukan studi sangat tinggi, tapi kita tidak didukung kemampuan berbahasa yang bagus, rumah bahasa itu hadir untuk memberikan pembekalan bahasa yang nanti merek selesai dapat skor representatif, mereka bisa daftar kuliah keluar negeri,” urainya.
Menurut Irwan, secara formal pihaknya tidak melakukan program khusus, pihaknya usahakan mendorong mereka ikut program rumah bahasa. “Penyiapan peserta yang sudah lulus seleksi tes, nanti mereka bisa ikut secara formal ikut kursus lagi di situ. Cuma memang yang sudah lulus dapat beasiswa, tapi kemampuan bahasa belum terpenuhi, mereka kerja keras dapat skor bagus,” katanya.
Irwan menyampaikan, salah satu hal unik, ada tren alumni yang belajar bahasa Inggris melalui Rumah Bahasa menjadi tutor di lembaga kursus yang ada. “Banyak tempat orang belajar, sehingga nanti harapan kita nanti banyak orang lebih siap studi di luar negeri ketika kursus di banyak tempat,” katanya. (ron)
Sumber ( Suara NTB , 14/12/2020)