6 Sekolah di NTB Belum Siap Buka Kelas Tatap Muka, Ini Penjelasan Kadis Dikbud NTB

Dari 271 SMA/SMK negeri di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), enam sekolah belum siap membuka kelas tatap muka, Senin (4/1/2021). Keenam sekolah tersebut tersebar di Kabupaten Bima 3 sekolah, yakni SMKN 1 Laggudu, SMKN 2 Soromandi, dan SMKN 1 Bolo.

Di Kabupaten Sumbawa dua sekolah yakni SMKN 1 Lunyuk dan SMKN 1 Lendang Guar. Serta SMKN 2 Pujut, di Kabupaten Lombok Tengah. ”Sekolah-sekolah ini belum membuka kelas tatap muka karena progres data periksa online belum selesai, belum diinput untuk melaporkan ke kita,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB Dr H Aidy Furqan, Senin (4/1/2021).

Ia menjelaskan, dari sisi fasilitas, keenam sekolah tersebut sebenarnya sudah siap. Namun mereka terlambat memasukkan data ke sistem. ”Kalau fasilitas yang lain sudah siap semua, cuma laporan sampai hari Sabtu belum masuk, mungkin hari ini bisa selesai,” katanya.

Data periksa tersebut berisi kesiapan fasilitas tatap muka, data kondisi warga sekolah, dan pusekemas terdekat. ”Semua harus diupload sekolah secara online,” jelasnya. Secara keseluruhan, pembukaan kelas tatap muka di NTB berjalan lancar. Sejak pagi, dia meminta para kepala bidang, seksi, dan pengawas untuk turun menjadi pembina apel di sekolah.

”Sampai jam 13.00 Wita, semuanya berjalan dengan protokol kesehatan,” katanya. Di hari pertema, hampir semua siswa masuk. Tidak ada yang tidak disetujui orang tua. Persetujuan orang tua siswa pun cukup diwakili beberapa orang tua dan komite sekolah. Tetapi bagi orang tua yang khwatir menyekolahkan anaknya, sekolah bisa melayani belajar online.

”Tapi orang tua harus lapor,” jelasnya. Aidy Furqan menambahkan, pembukaan kelas tatap muka disiapkan sejak tahun lalu dengan simulasi. Sehingga sekolah tidak kaget-kagetan. ”Selama simulasi itu tidak ada insiden penularan Covid-19 di sekolah,” katanya.

Kelas tatap muka hanya dibuka secara penuh di zona kuning dan orange. Sementara daerah zona merah menggunakan sistem on off. ”Di Sumbawa karena zona merah pakai sistem on off, misalnya 3 hari belajar 3 hari libur,” jelasnya.

Aidy berharap, para orang tua memotivasi anak-anaknya agar tetap semangat belajar. ”Keluarga dan anak-anak patuh protokol kesehatan,” imbuhnya.

Sumber ( TribunLombok.com , 04/01/2021)