Hari Pertama Kelas Tatap Muka di Mataram, Antusiasme hingga Penerapan Protokol Kesehatan

Hari pertama pembukaan kelas tatap muka berjalan lancar di Kota Mataram. Para guru dan siswa senang bisa bertemu kembali di dalam kelas setelah cukup lama belajar secara daring. Meski demikian, mereka harus mulai membiasakan diri dengan protokol kesehatan Covid-19.

Tri Rohmi Hayati, guru bahasa Indonesia SMAN 1 Mataram mengaku bahagia bisa belajar tatap muka kembali. ”Anak-anak sangat antusias untuk datang belajar,” katanya. Pembukaan kelas tatap muka saat ini jauh lebih baik, karena di masa simulasi tidak semua siswa bisa ikut belajar di dalam kelas.

Sekarang, setelah kelas dibuka, semua siswa bisa ikut belajar. Selaku guru dia sangat senang melihat para siswa semangat datang ke sekolah. Para guru lebih senang kelas tatap muka dibandingkan kelas online. Sebab proses belajar mengajar jauh lebih efektif. ”Kalau belajar online, walau pun bisa berinteraksi secara online tetapi tidak bisa interaktif. Tidak seperti tatap muka, kita bisa tahu sejauh mana pemahaman anak,” katanya.

Pada belajar tatap muka, guru bisa mengukur kemampuan tiap siswa. Sehingga mereka tahu apa saja tindaklanjut pembelajaran yang harus dilakukan. ”Kita bisa lihat dari respons mereka, sehingga kita (guru) lebih responship,” katanya.

Meski demikian, guru dan siswa harus mulai membiasakan diri dengan kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19. Mereka wajib menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan handsanitizer, dan menjaga jarak saat proses belajar mengajar berlangsung.

Sementara itu, Ismi Saly, siswa kelas IPA I SMAN 1 Mataram mengaku senang bisa kembali belajar ke kelas. Tetapi dia masih butuh waktu untuk adaptasi dengan kebiasaan baru. Ia masih belum nyaman belajar menggunakan masker terus menerus di dalam kelas. ”Susah napas, panas gara-gara nggak ada AC nyala, terus kantin tidak buka jadi laper, saya tidak bawa jajan,” katanya.

Semua itu membuatnya agak sulit konsentrasi. Terutama karena harus menggunakan masker terus menerus.”Agak terhalang saja rasanya,” ujarnya. Meski demikian, Ismi mengaku akan berusaha terbiasa sampai ia benar-benar nyaman dengan semua kebiasaan baru tersebut. ”Dinyaman-nyamanin saja, pelan-pelan pasti nyaman,” ujarnya.

Hari pertama pembukaan kelas tatap muka berjalan lancar. Pembukaan kelas tatap muka menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Di pintu gerbang sekolah suhu tubuh siswa dicek menggunakan thermogun. Para siswa dan guru juga wajib menggunakan masker. Tempat cuci tangan disediakan di pintu masuk sekolah.

Di dalam kelas, tempat duduk para siswa diberikan jarak dan masuk secara bergantian. Masing-masing shift, siswa hanya belajar 2 jam 20 menit. Jam pulang pun diatur dengan jam kedatangan siswa shift kedua. Siswa masuk pada shift pertama masuk dari jam 7.30 - 9.50 Wita. Sementara shift kedua, siswa masuk dari pukul 10.30 - 12.40 Wita. Tiap kelas masing-masing ada 36 orang, mereka dibagi dua menjadi 18 orang tiap shift.

”Untuk hari pertama ini, anak-anak antusias, jadi banyak yang diberikan izin oleh orang tuanya melaksanakan (belajar) tatap muka di sekolah,” kata Wakil Kepala SMAN 1 Mataram Burhanuddin, Senin (3/1/2021). Selama proses belajar mengajar berlangsung, pihak sekolah tetap mengingatkan para siswa, guru, dan orang tua untuk menerapkan prorokol kesehatan.

”Di mana pun berada, tidak hanya di sekolah tetapi di luar juga,” imbuhnya. Di hari pertama, semua siswa yang masuk menggunakan masker. Tim Covid-19 tetap siaga di depan pintu gerbang. ”Sekolah sudah menyiapkan masker bagi mereka yang lupa,” jelasnya. Jumlah siswa di SMAN 1 Mataram mencapai 1.150 orang. Mereka masuk secara bergiliran pada jam-jam yang telah ditentukan.

Sumber ( TribunLombok.com , 04/01/2021)