Dua Temannya Positif Korona, 23 Siswa dan Guru SMAN 1 Mataram Tes Swab

Buntut dua siswa SMAN 1 Mataram terapapar Korona, Dinas Dikbud NTB dipanggil Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 NTB.

”Saya menjelaskan, dari simulasi sampai pembelajaran tahun lalu, kita memang zero accident, tetapi sekarang di sekolah yang diunggulkan yang kena,” kata Kepala Dinas Dikbud NTB H Aidy Furqan, ditemui di ruang kerjanya, Senin (11/1).

Dia mengatakan siswa yang terpapar Korona, berasal dari klaster keluarga, bukan klaster sekolah. ”Sayangnya memang ada satu siswa, yang kontak erat dengan siswa pertama yang terkonfirmasi,” argumennya.

Kini pihaknya telah menyerahkan, 23 nama warga SMAN 1 Mataram, yang terdaftar dalam tracing contact. ”Tujuh diantaranya adalah guru,” jelas dia, seraya mengatakan hari ini akan dilakukan tes swab.

Diingatkan, jika ada kasus siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19, jangan membuat panik sehingga menyebabkan trauma bagi siswa. ”Suasana juga menjadi menegangkan, atau menakutkan,” ujarnya.

Dari kejadian ini, Aidy berharap, orang tua lebih menjaga anaknya. ”Ini demi kesehatan dan keselamatan,” pungkas dia.

Direktur RSUD Provinsi NTB H Lalu Hamzi Fikri mengatakan pihaknya telah menerima surat pengantar dari Dikes NTB. Isinya tentang permohonan Swab PCR Covid-19 bagi 23 orang.
”Jadwalnya jam 10.30-11.30 Wita,” tegasnya.

Ketua Dewan Pendidikan NTB H Rumindah menjelaskan, musibah yang menimpa SMAN 1 Mataram, merupakan peringatan bagi sekolah yang melaksanakan, pembelajaran tatap muka (PTM). Evaluasi kepatuhan pengeterapan protokol kesehatan di sekolah masing-masing wajib dilakukan. ”Kemudian ditindaklanjuti, dengan sikap lebih disiplin dan berkelanjutan dan komitmen, jangan lengah,” jelas dia.

Dinas Dikbud NTB harus memaksimalkan peran pengawas sekolah, terkait pelaksanaan protokol kesehatan. ”Jangan hanya sekolah disuruh disiplin, ya pengawas juga, jangan bosen keliling, jangan terlena dengan kondisi yang terkesan aman,” tegasnya.

Sarannya, sekolah harus koordinasi dengan masyarakat, terutama orang tua siswa untuk mematuhi protokol kesehatan. ”Satu komponen saja tidak disiplin, maka upaya pencegahan akan sia-sia, jadi kita di sini harus berkolaborasi,” pungkas Rumindah.

Sumber ( Lombok Post , 13/01/2021)