Dua Siswa NTB Ukir Prestasi Gemilang Tingkat Internasional

Prestasi gemilang berhasil diraih oleh dua siswa SMAN 1 Jonggat. Betapa tidak, meski hanya berhasil menyabet dua mendali perunggu, namun capaian tersebut terbilang luar biasa.

Karena medali yang berhasil diraih Anggi Saputra dan Laela Wasi'i bukan main, yakni tercatat di level Internasional. Tepatnya pada ajang Olimpiade Matematika Internasional.

Olimpiade Matematika Wilayah Teluk Besar Guangdong, Hongkong - Macau (Big Bay Bei Heat Round 2020/2021) itu diselenggarakan oleh OCEC dari HOngkong pada 5 Januari 2021 lalu.

Capaian ini tentunya berimbas secara tidak langsung mengankat nama Provinsi Nusa Tenggara BArat (NTB) di kancah internasional. Bahkan, menjadi kebanggaan tersendiri bagi SMAN 1 Jonggat.

Prestasi ini pula menjadi suatu ajang pembuktian. Meski di tengah pandemi COVID-19, siswa NTB mampu mengukir prestasi, tak hanya di tingkat nasional, tapi juga internasional.

Kabar baiknya lagi, atas kemenangannya di Big Bay Bei Heat Round 2020/2021 ini, Anggi dan Laela berhak maju ke babak Final Big Bay Bei yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 21 Maret 2021 mendatang.

Anggi Saputra mengaku cukup senang bisa sampai di titik ini. Dia mengaku jauh sebelum mengikuti perlombaan, dirinya terus mempersiapkan dan mengasah diri.

Dimana prestasi itu pula, menurutnya tidak lepas dari adanya peran pihak sekolah, baik itu guru termasuk orang tua yang memberikan dukungan terhadapnya.

Disinggung apakah ada kendala yang dialami selama mengikuti kompetisi? Anggi mengaku semuanya berjalan baik dan lancar. "Bagi saya, tidak ada kendala selama mengikuti olimpiade. Semua berjalan lancar," ucapnya, Kamis (14/1) di Lombok Tengah.

Hal senada juga diungkapkan Laela Wasi'i. Meski digelar secara online, ia mengaku semuanya berjalan sesuai harapan. Hanya saja, ia lebih memilih lokasi/tempat yang tenang.

Itu dimaksudkan, agar Laela dapat mengisi setiap soal - soal olimpiade lebih mendapatkan keleluasaan dan kenyamanan, terutama dalam berfikir untuk menjawab setiap soal yang disajikan pada lomba tersebut.

Sedangkan dari sisi persiapan, yaitu dia mengaku lebih memperbanyak latihan. Termasuk mempelajari materi - materi soal tahun sebelumnya. "Belajar dan latihan soal terus setiap hari dan tetap berdoa," demikian Laela.

Sementara itu, Dian Iskandar Jaelani selaku Kepala SMAN 1 Jonggat, mengaku bersyukur dan bangga terhadap capaian prestasi yang diukir oleh anak didiknya di tingkat Internasional ini.

Baginya, setiap prestasi yang diraih siswanya diharapkan dapat dijadikan motivasi lebih baik lagi kedepannya. Begitupun kepada para siswa lainnya diharapkan pula dapat terus terpacu dan berlomba - lomba dalam meraih prestasi.

"Tentu kami bangga atas capaian anak - anak. Dan saya berharap jangan gampang puas atas apa yang sudah diraih. Justru jadikanlah (capaian prestasi) ini sebagai motivasi untuk terus mengasah diri lebih baik dalam segudang prestasi," kata Dian Iskandar Jaelani kepada Nusramedia.

Dia juga menyebutkan, bahwa capaian itu membuktikan proses pembinaan/belajar berjalan sesuai perencanaan. Sebagai apresiasi pihak sekolah, lanjut Kepsek, siswa bersangkutan juga diberikan penghargaan sebagai duta sekolah dalam bidang Matematika.

"Kepada anak - anak kamu berharap tetap terus semangat. Meski ditengah pandemi jangan pernah surut dalam berkreasi ataupun meraih prestasi. Raihlah prestasi sebanyak mungkin," harap Kepsek.

Ungkapan senada juga disampaikan Mohammad Fadli - Wakasek Bidang Kurikulum. Dia mengatakan prestasi tersebut, bukan hanya menjadi kebanggaan pihak sekolah, daerah, maupun orang tua semata, tapi juga masyarakat Indonesia umumnya.

"Patut kita syukuri. Capaian anak - anak kita ini juga sekaligus menjadi bukti bahwa siswa - siswa SMAN 1 Jonggat adalah pelajar potensial dan tidak kalah dari daerah - daerah lain. Sebagai generaso bagnsa di era milenial, mereka perlu dibimbing dan diarahkan sebagai calon - calon pemimpin masa depan. Semoga prestasi yang kita raih ini tetap dipertahankan," kata Wakasek.

"Prestasi ini pun dapat menjadi nilai tambah bagi siswa yang bersangkutan. Yakni sebagai referensi dan pertimbangan perguruan tinggi tujuan siswa untuk melanjutkan pendidikan dan memudahkan siswa dalam mendapatkan beasiswa," imbuh M fadli.

Farwan selaku pembimbing olimpiade Matematika menambahkan. Ia mengaku tak pernah menyangka anak didiknya dapat berhasil diajang internasional. Disisi lain, ia menyebutkan bahwa prestasi tersebut adalah sebuah berkah dari COVID-19.

"Selana Pandemi=, kesibukan saya berkurang dari biasanya. Sehingga saya memiliki tenaga cukup untuk membimbing mereka. Dan mereka pun juga memiliki waktu luang yang banyak, jadinya lebih fokus dalam pembimbingan di musim ini," kata Farwan.

"Mengenai metode pengajaran, saya meminta bantuan dosen - dosen yang ahli dalam bidangnya untuk membantu membimbing mereka meskipun melalui zoom," tambahnya.

Sekedar informasi, olimpiade yang digelar itu tak hanya diikuti oleh peserta dari Indonesia saja. Namun banyak pula yang berasal dari negara Asia. Antara lain, seperti China, Malaysia, dan sebagainya.

Pelaksanaannya juga berbeda dari tahun - tahun sebelumnya, dimana tahun ini digelar secara online. Ini dikarenakan beberapa faktor, utamanya situasi dan kondisi ditengah merebaknya pandemi COVID-19.

Sumber ( NUSRAMEDIA , 15012021)