Terima Belasan Anak PMI, SMKN 1 Lembar Dipercaya Kemendikbud Laksanakan Program Adem Repatriasi

SMKN 1 Lembar dipercaya Kemendikbud dan Pemprov NTB untuk melaksanakan program adem Repatriasi yang merupakan Program Kemendikbud melalui bidang PKPLK (Pendidikan Khusus dan layanan Khusus). Di mana dalam program ini, para murid Pekerja Migran Indonesia (PMI) melanjutkan sekolah di SMKN 1 Lembar.

"SMKN 1 Lembar dipercaya sejak tahun 2016. Ini sudah tahun keempat kita kerjasama dengan Kemendikbud dalam rangka program Adem Repatriasi," jelas kepala SMKN 1 Lembar, Ahmad Quroni kemarin. Dikatakan sejak tahun 2016, pihaknya sudah meluluskan satu angkatan dengan jumlah tiga orang dari beberapa CLC dan Sekolah Indonesia Luar Negeri Malaysia. Jumlah seluruh dengan yang lulus sebanyak 17 orang. Terdiri dari kelas 10 lima orang, kelas 11 lima orang dan empat orang kelas 12.

Program ini bertujuan untuk mengambalikan anak anak PMI yang bekerja di Malaysia. Status mereka orang Indonesia, namun lahir dan besar di Malaysia. Pihaknya pun bekerjasama dengan Sabah Brit yang bergerak di sektor pendidikan untuk mengembalikan mereka sekolah di Indonesia. "Yang sering ke sini adalah CLC Sabah, sekolah Indonesia yang ada di masing-masing ladang di sana," katanya.

Di indonesia katanya, ada 17 provinsi yang dipercaya mengelola program ini. Termasuk NTB dan di NTB salah satunya SMKN 1 Lembar. Untuk tahun ini ada sedikit progress. Di mana mendapatkan tambahan kuota murid melalui program adem Repatriasi ini. "Tahun ini kuotanya program ini sebanyak 5 orang. Mereka ini duduk di kelas I, melanjutkan di sini," jelasnya.

Anak-anak inipun telah melalui tahapan rapid test antigen. Hasil dari dua kali rapid test antigen, mereka ternyata negatif. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan desa, Polsek dan Forkompimcam terkait keberadaan anak-anak ini. Selama sekolah di SMKN 1 Lembar, mereka yang rata-rata dari luar NTB ini disiapkan asrama, makan minum mereka ditanggung oleh Kemendikbud.

Diharapkan, setelah mendapatkan program ini anak-anak Indonesia tidak kembali ke Malaysia. Karena kalau kembali ke sana maka mereka akan menjadi buruh lagi.

Sumber (Suara NTB, 21/01/2021)