55 Ribu Siswa Kelas XII SMA Sederajat hadapi Ujian Sekolah

Penilaian akhir siswa kelas XII SMA sederajat, melalui ujian sekolah (US) dimulai hari ini. ”Sampai 3 April, kami beri rentang waktu selama tiga pekan pelaksanaannya,” kata Kepala Dinas Dikbud NTB H Aidy Furqan pada Lombok Post, Minggu (14/3/2021).


Tahun ini, jumlah peserta US jenjang SMA di NTB 55 ribu siswa. Rinciannya 22 ribu lebih dari SMK, 141 siswa SMALB, dan 32.400 siswa SMA. ”Pesan saya ke kepala sekolah, semua anak-anak ini sudah terdaftar pada aplikasi bio US, karena ini terhubung ke dapodik. Jadi jumlah ini penting untuk pengusulan ijazah,” terangnya.

Sekolah harus memastikan, semua peserta US mendapatkan haknya mengikuti penilaian akhir. Ada pula portofolio, penugasan, tes tulis daring atau luring, dan bentuk ujian lain yang ditentukan oleh satuan pendidikan sendiri. ”Semuanya harus diselesaikan dengan jadwal yang sudah kami berikan,” ujarnya.

Pengawas sekolah wajib memonitor pelaksanaan US di sekolah binaannya. ”Memberikan pembinaan, pendampingan dan pengawasan saat berlangsungnya kegiatan ini,” ujarnya.
Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pembinaan SMA Purni Susanto memastikan US bukan formalitas belaka. ”Tidak ada anggapan seperti itu, karena perintah ini resmi turun dari kementerian. Dan kami buat petunjuk pelaksananya berisi jadwal, macam penilaian, bobot soal dan banyak lagi,” terang dia.

Penyusunan soal dipantau pengawas sekolah. “Mereka bekerja secara profesional berkoordinasi dengan forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Red) di sekolah maupun kabupaten dan kota,” tegasnya.

Terpisah Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag NTB HM Ali Fikri meminta kepala madrasah memastikan proses pelaksanaan ujian madrasah (UM) menyasar seluruh peserta. ”Dipastikan sisi kehadiran mereka, kalau tidak ada, apa kendalanya, hambatannya seperti apa, semuanya harus di koordinasi kepala madrasah,” jelasnya.

Tahun ini, 23.404 siswa kelas XII MA di NTB mengikuti UM. Rinciannya, 6.048 siswa dari Jurusan IPA, 12.613 siswa Jurusan IPS, 1.740 siswa Jurusan Bahasa, dan terakhir 3.003 Jurusan Agama.

Imbauannya, peserta didik harus serius mengikutinya. Sesuai arahan Kemenag pusat, naskah soal harus berasal dari kisi-kisi UM, yang disusun berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum yang berlaku. Soal ujian mapel umum mengacu pada kurikulum 2013 yang ditetapkan Kemendikbud. Sedangkan, mapel PAI dan bahasa Arab, mengacu Keputusan Menteri Agama (KMA) 183 2019. ”Pandemi bukan alasan menurunkan standar kualitas soal,” tegas dia. 

Sumber (Lombok Post 15/03/2021)