AMI NTB Diresmikan, Sertifikasi Kemaritiman Tak Perlu ke Luar Daerah

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc., bersyukur diresmikannya Lembaga Diklat Kepelautan Asta Maritim Indonesia (AMI) di NTB, yang merupakan angin segar bagi siswa SMK maupun masyarakat NTB untuk memperoleh sertifikasi tanpa harus keluar daerah.

“Terima kasih kepada AMI yang memberikan kemudahan untuk anak – anak muda NTB tidak perlu keluar daerah lagi, tetapi di dalam daerah sudah bisa mendapatkan sertifikat,” ungkapnya, saat memberikan sambutan dalam peresemian AMI NTB yang berlangsung di Kolam Renang Mayure, Jum’at (12/03).

Sepeti diketahui, di NTB saat ini banyak siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang kelautan dan pelayaran, tentu menjadi modal berharga dalam upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya kemaritiman yang tersedia.

Namun tidak serta merta lulusan SMK-SMK tersebut bisa langsung terjun dan bekerja di bidang kelautan dan pelayaran. Mereka harus memperoleh sertifikasi untuk dapat bekerja di laut.

NTB merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi kemaritiman yang luas. Sehingga untuk dapat mengelolanya tentu harus didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya.

Satu-satunya Diklat kepelautan

Direktur AMI NTB, Janardana menjelaskan, AMI merupakan satu – satunya lembaga diklat kepelautan yang ada di NTB yang berada di bawah naungan

“Siapa pun yang bekerja diatas air baik itu kapal pesiar, kapal ikan, kapal ferry, cargo, penyebrangan dan lain-lain harus memiliki sertifikasi atau yang disebut BST, sebagai syarat mutlak pelaut,” tutur Janardana.

Keberadaan AMI NTB dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat, tidak hanya untuk masyarakat NTB tetapi juga untuk Provinsi terdekat yakni NTT bisa hadir ke NTB untuk mendapatkan seritifikasi.

“Kita tidak melayani NTB saja, tetapi kita juga melayani untuk NTT juga. Kehadiran kita mendapatkan banyak manfaat untuk SDM yang ada disini utamanya pelaut tidak perlu ke daerah lain, biaya transport, penginapan semua dapat dilakukan di AMI NTB,” tuturnya.

Saat ini, sebanyak 65 peserta dari BLK Lotim yang telah melakukan pelatihan sertifikat BST. Total pelatihan sebanyak 6 hari baik itu secara teori mapun praktek.

Sertifikat yang tersedia di AMI yakni sertifikat Crowd Management and Crisis and Human Behavior Management Proficiency in Survival Craft and Rescue Boat dan KLM.

Calon peserta dapat mempersiapkan Kartu Tanda Pengenal (KTP), Paspor bagi pekerja luar negeri, SKCK, Minimal SMP, Bebas dari penyakit hepatitis B dan biaya pelatihan untuk masyarakat yang memiliki KTP NTB sebesar Rp. 1.600.000 dan bagi masyarakat yang tidak memiliki KTP NTB dikenakan biaya sebesar Rp.1.800.000.

“Khusus bagi masyarakat NTB akan menjadi prioritas kami,” pungkas Direktur AMI NTB.

Sumber (LombokJournal, 13/03/2021)