Pemberlakuan PPKM Mikro, Pembelajaran Tatap Muka Diutamakan untuk Praktikum dan PAS

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB tengah meniapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan belajar mengajar. Hal itu menyusul Instruksi Gubernur NTB tentang pengendalian, pencegahan, dan penanganan wabah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berbasis mikro di NTB. Nantinya, pembelajaran tatap muka akan diutamakan untuk praktikum dan Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk kenaikan kelas.

Kepala Dinas Dikbud NTB, Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd., ditemui Jumat, 26 Maret 2021 menyampaikan, instruksi gubernur NTB nomor: 180/02/KUM tahun 2021 merupakan lanjutan dari Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 6 tahun 2021. Menurutnya, di Instruksi gubernur, pada poin 8, huruf b disebutkan melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring (online) dan luring (offline)atau tatap muka diatur dalam SOP kepala dinas.

Pihaknya tengah menyiapkan SOP mengenai kegiatan belajar mengajar. Pihaknya menargetkan SOP tersebut mulai diedarkan pada Senin, 29 Maret 2021 nanti. “Ditegaskan bahwa pembelajaran dilakukan dengan daring dan luring atau tatap muka, yang SOP-nya ditetapkan oleh kepala dinas, standar operasional prosedur ini kami sedang siapkan. SOP saat ini 85 persen selesai, Senin insya Allah akan dikeluarkan,” ujar Aidy.

Ia menyampaikan, konsep awal untuk kegiatan belajar mengajar itu akan menyeimbangkan kegiatan pemebalajaran daring dan tatap muka. Pihaknya akan menguatamakan pembelajaran tatap muka untuk siswa yang mengikuti praktikum dan Penilaian Akhir Semester untuk kenaikan kelas.

“Kelas X dan XI untuk PAS kenaikan kelas, itu yang kita berlakukan SOP-nya agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Sehingga kita buka on off, seimbang antara daring dan tatap muka,” jelas Aidy.

Dalam SOP itu juga akan meminta sekolah menyiapkan jadwal antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran secara daring atau jarak jauh. Menurutnya, pola simulasi sebelumnya efektif membantu sekolah dan siswa, sehingga tidak ada kasus penularan yang membuat anak terpapar. “Kalau ada yang terpapar, dapatnya di klaster luar pendidikan,” ujar Aidy.

Sumber (SuaraNTB, 27/03/2021)