Jangan Tahan Ijazah Siswa!
Pengumuman kelulusan SMA dan SMALB di NTB telah dilakukan, Senin (3/5). Melalui edarannya, Kepala Dinas Dikbud NTB H Aidy Furqan menegaskan, karena pembagian ijazah membutuhkan proses, sekolah dapat menerbitkan Surat Keterangan Kelulusan (SKL).
”Memuat setidaknya nama peserta didik, tempat tanggal lahir, nama orangtua atau wali, nomor induk siswa nasional, pernyataan lulus atau tidak lulus. Dan nilai mata pelajaran yang diujikan pada ujian sekolah,” terangnya.
Sekretaris Dinas Dikbud NTB H Abdurrosyidin mengingatkan agar sekolah, agar memberikan pelayanan terbaik saat mengambil SKL atau ijazah nanti. ”Jadi tidak ada kaitannya antara menunggak BPP (Biaya Penyelenggaraan Pendidikan, Red) atau apa, dengan proses-proses dalam memenuhi hak anak itu, setelah dia menyelesaikan pendidikan,” terangnya.
Maksudnya, sekolah tidak boleh mengeluarkan syarat pengambilan SKL, harus melunasi BPP. ”Tidak boleh mensyaratkan seperti itu, karena SKL ini dibutuhkan anak-anak misalnya untuk daftar ke perguruan tinggi, atau kebutuhan lain,” ujarnya.
Jika sekolah tetap melakukannya, maka hindari persyaratan yang menimbulkan kegaduhan. Kepala sekolah diminta melakukan pendekatan persuasif dan melakukan komunikasi yang intens dengan orang tua atau wali siswa.
”Sehingga mereka memenuhi komitmennya untuk melunasi atau apa namanya, terkait pembiayaan-pembiayaan itu,” jelas mantan kepala Cabang Dinas Dikbud Mataram-Lombok Barat ini.
Orang tua diminta tak khawatir. Dinas Dikbud NTB telah menyesuaikan jumlah penarikan BPP oleh sekolah selama masa pandemi.
”Penyesuaian itu hampir 50 persen, ada Rp 75 ribu, Rp 50 ribu hingga Rp 25 ribu, ini dilakukan, sebagai bentuk kepedulian terhadap orang tua yang terdampak,” ujarnya.
Penarikan BPP dari orang tua siswa tetap dilakukan. Lantaran biaya yang disiapkan pemerintah belum cukup memenuhi kebutuhan operasional pendidikan. Hal ini juga, sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
Sumber (LombokPost, 05/05/2021)
#ntbsehat&cerdas
