Terobosan Dikbud NTB, Mulai 2021 Riilkan Pendidikan Politik Siswa

Aidy Furqan: Tiap Sabtu, Sekolah Wajib Olahraga, Permainan Tradisional dan Bersih-bersih

.

SEJAK dipercaya sebagai Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB, sejumlah program dan terobosan digebrak Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd.

Rencana teranyar Dr. Aidy dan jajaran adalah meriilkan Pendidikan Politik bagi Siswa (peserta didik). Terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Program baru lainnya, Dinas Dikbud mewajibkan seluruh SMA, SMK dan SLB melakukan kegiatan olahraga, permainan tradisional dan bersih-bersih pada dua jam pertama setiap hari Sabtu.

Meski disebut rencana, terobosan dan aktivitas yang kental dengan kebudayaan itu akan langsung dieksekusi mulai Tahun Ajaran 2021/2022 ini.

“Kita rencanakan pendidikan politik secara riil untuk anak-anak peserta didik, khususnya terkait dengan pengambilan keputusan,” kata Dr. Aidy.

Hal tersebut dikemukakan Dr. Aidy ketika memberikan pengarahan kepada puluhan kepala SMA, SMK dan SLB, serta jajaran Cabang Dinas Dikbud Dompu, di SMAN 1 Woja, Jumat (21/5) sore.

Kedatangan Kadis Dikbud NTB ke Dompu merupakan rangkaian dari kunjungan kerjanya ke seluruh kabupaten/kota di NTB. Selain sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA, SMA dan SLB, juga untuk membagikan (menyerahkan) SK Gubernur kepada Guru Tidak Tetap (GTT) yang lulus Uji Kompetensi Guru (UKG) 2020.

Dalam Kunkernya, Dr. Aidy didampingi Kepala Bidang (Kabid) SMA, SMK, PK-PLK, GTK dan Kabid Kebudayaan.

Hadir dalam acara itu, selain Kepala Cabang Dinas Dikbud Dompu Drs. Muhammad Gunawan, M.Pd, juga tampak Kadis Budpar Dompu Ir. Khairul Insyan, M.Si dan Plt. Kadis Dikpora Dompu Drs. H. Rifaid, M.Pd dan sejumlah pejabat, serta staf terkait lainnya.

Memuluskan rencana luar biasa ini, Kadis Dikbud bersama jajaran akan membuat MoU (nota kesepahaman) dengan DPRD NTB. Ditargetkan, penandatanganan MoU dimaksud terwujud dalam dalam waktu dekat.

Dalam program ini, para peserta didik diperkenalkan; Bagaimana anggota DPRD melakukan sidang? Seperti apa proses yang dilakukan? Dan, akhirnya, bagaimana DPRD mengambil keputusan?

Dr. Aidy mengakui, selama ini, anak-anak diajarkan pendidikan politik. Sayangnya, yang mengajarkan maupun yang diajarkan pendidikan politik tersebut tidak pernah masuk ruang sidang dewan. Bahkan, lumayan banyak yang tidak tahu gedung dewan.

Ke depan, ketika DPRD melakukan sidang (sidang apapun), misalnya sidang di Komisi-komisi, maka anak-anak dikenalkan secara riil tentang sidang tersebut.

Sasarannya, anak-anak aktivis. Yakni anak-anak yang tergabung dalam OSIS, PMR, Pramuka dan lainnya.

Mereka ini sudah punya garis untuk itu. Tetapi sejauh ini belum diisi secara maksimal. “Nah, inilah yang akan kita riilkan,” papar Dr. Aidy.

Menurut dia, budaya kritikal peserta didik harus dibangun sejak dini dengan memberinya strategi pembelajaran. Mereka merdeka dalam mendesain konstruksi berpikirnys, tetapi faktual. “Sehingga, kedepan mereka tidak liar,” harapnya.

Pada sisi lain dia menekankan, agar SMA, SMK dan SLB, membuka ruang bagi kebudayaan. “Terkait kebudayaan, di semester ini punya panggungnya,” tegasnya.

Dia berharap pihak sekolah agar tidak merasa terbebani. Hal ini tidak menambah beban para kepala sekolah dan guru-guru, tetapi justru memperkaya. “Kami memberi ruang,” cetusnya.

Menurut Dr. Aidy, bisa jadi nanti siswa teladan dari kabupaten/kota, termasuk Dompu, akan diberi reward. Caranya, diberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti sidang di DPRD Provinsi NTB.

Puluhan kepala SMA, SMK dan SLB, serta jajaran Cabang Dinas Dikbud Dompu, antusias mendengarkan pemaparan berbagai program dari Kadis Dikbud Provinsi NTB Dr. H. Aidy Furqan, M.Pd. (tim/lakeynews.com)

Dia mengimbau supaya para siswa dikompetisikan, sehingga menjadi anak pilihan. Mereka perlu diberikan kesempatan.

“Pak KCD (kepala cabang dinas) kita desain. Tahun ajaran baru ini kita coba mulai maksimalkan,” tandasnya.

.

“Munculkan Aktivitas Kebudayaan dan Pendidikan Moral yang Lama Hilang”

Terobosan baru Dinas Dikbud NTB yang tak kalah menariknya, bahwa pada dua jam pertama setiap hari Sabtu, semua sekolah (SMA, SMK dan SLB), wajib melakukan kegiatan olahraga, permainan tradisional dan bersih-bersih.

“Olahraga, permainan tradisional dan bersih-bersih lingkungan sekolah ini, wajib dua jam pertama setiap hari Sabtu,” tegas Dr. Aidy.

Kegiatan itu, sambungnya, bisa mencairkan suasana dan keadaan di sekolah yang bersangkutan.

Tidak terbatas pada dua kegiatan itu. Bisa juga ditambah kegiatan dalam bentuk lain. Misalnya, ada warga sekolah yang ingin membawa makanan, minuman, buah-buahan diizinkan saja.

Dipersilakan juga bagi yang ingin membawa pisang. Atau, ingin bawa jenis minuman/makanan seperti Mina Sarua dan sebagainya. “Bawa saja,” ulasnya.

Dengan demikian, nanti akan muncul aktivitas kebudayaan, aktivitas pendidikan moral yang lama hilang. “Kita riilkan kembali,” urai Dr. Aidy.

Sumber (LakeyNews, 21/05/2021)

#ntbgemilang

#ntbsehatdancerdas

#ntbsehat&cerdas

#dikbudntb

#pendidikanntbgemilang

#pendidikanntbmembanggakan

#sekolahkita

#pojokekspresi

#pendidikan

#kebudayaan

#pemprovntb

#beasiswantb

#programbeasiswantb