Program Guru Penggerak Terus Sebar Kebaikan

Calon guru penggerak Lombok Barat (Lobar) memulai aksi nyata dalam upaya pengembangan diri dan rekan sejawat. ”Ada dua guru kami yang mengikuti program ini, karenanya kami berinisiatif menggelar pelatihan,” kata Kepala SMAN 1 Lembar Wasis Mujiono, (14/9).

Kegiatan itu telah digelar Sabtu (11/9) lalu. Mengusung tema ”Workshop Peningkatan Kompetensi Guru melalui Komunitas Praktisi Guru Penggerak”.

Kegiatan diikuti oleh calon guru penggerak Lobar, yang tersebar di sejumlah sekolah. Selain dari SMAN 1 Lembar, ada dari SMPN 2 Lembar dan SDN 2 Lembar.

”Kami tentu sangat mendukung program ini, dengan terbentuknya komunitas praktisi dalam upaya peningkatan kompetensi guru,” ujarnya.

Ada banyak hal-hal baru yang didapatkan. ”Ini cara atau praktik terbaik untuk melakukan transformasi pendidikan,” imbuh kepala sekolah.

Arief Rahman Hakim, pemateri dari calon guru penggerak asal SMAN 1 Lembar mengatakan, dirinya bertugas memandu peserta. Yakni untuk membuat kesepakatan kelas.

”Kesepakatan kelas ini dibuat, disepakati, dan dilaksanakan oleh peserta untuk menunjang proses workshop,” terang dia.

Ini merupakan salah satu bentuk manajemen kelas yang dipraktikkan langsung pada pelatihan tersebut. Sesuai tujuan utama program guru penggerak, peserta pelatihan harus menemukan sendiri pokok pikiran pendidikan yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara.

”Kita bisa melihatnya melalui beragam media yang disenangi peserta,” kata dia.

Kemudian, dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dari hasil pencarian. Bisa dalam bentuk beragam jenis produk seperti puisi, pantun, tulisan, dan kata kunci sesuai dengan minat peserta.

”Kami juga mengajak para peserta mengingat karakter siswanya masing-nasing di kelas,” ujarnya.

”Kami juga berdiskusi untuk memahami pentingnya pembelajaran berdiferensiasi, yang memfasilitasi keberagaman siswa,” tandas Arief.

Baharudin, pemateri calon guru penggerak asal SDN 2 Lembar mengatakan, pelatihan tersebut tidak hanya berkutat pada tahap memahami filosofi pendidkan. Tak juga hanya untuk mengetahui manfaat dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Namun peserta diajak untuk mengenali diri sendiri melalui tes gaya belajar.

Rudi Afandi, pemateri calon guru penggerak dari SMA N 1 Lembar juga mengajak peserta mengenali dirinya. ”Memberikan pemahaman kepada peserta, bahwa guru juga memiliki karakteristik yang beragam. Dan perlu kiranya pemateri mengakomodir keberagaman itu,” ujarnya.

Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pembinaan SMA Dinas Dikbud NTB Purni Susanto mengatakan, ada tantangan bagi guru dalam upaya menciptakan pembelajaran. Itu berdampak pada siswa demi mewujudkan merdeka belajar selama pandemi melalui BDR.

”Ini mengharuskan guru untuk terus melakukan peningkatan kompetensi diri,” terangnya.

Tetapi kebanyakan guru memiliki keterbatasan dalam kesempatan memperoleh wadah pengembangan dirinya. ”Guru terkadang mengalami defisit pengetahuan, karena kurangnya pelatihan,” terangnya.

Pelatihan dari calon guru penggerak menjadi wadah yang tepat. ”Pelatihan tersebut menjadi salah satu bukti aksi nyata pembelajaran yang kolaboratif,” jelas Purni.

Sesuai tujuannya, guru penggerak diharapkan menjadi motor penggerak di sekolah. Kemudian menggerakkan guru lainnya sehingga terwujud pembelajaran yang efektif.

Sumber (LombokPost, 15/09/2021)

#ntbgemilang

#ntbsehatdancerdas

#ntbsehat&cerdas

#dikbudntb

#pendidikanntbgemilang

#pendidikanntbmembanggakan

#sekolahkita

#pojokekspresi

#pendidikan

#kebudayaan

#pemprovntb

#beasiswantb

#programbeasiswantb

#sabtubudaya