Banyak Belum Isi, Akses Pengisian Survei Lingkungan Belajar Dibuka Kembali

Masih ada kepala sekolah dan guru yang belum mengisi atau tidak lengkap dalam pengisian survei lingkungan belajar saat Asesmen Nasional (AN) tahun 2021. Oleh karena itu, panitia AN membuka kembali pengisian survei pada 11-14 Oktober 2021.

Sekretaris Panitia Wilayah Asesmen Nasional tahun 2021 Dinas Dikbud Provinsi NTB, Purni Susanto pada Jumat, 8 Oktober 2021 mengatakan, melihat hasil rekapitulasi data survei lingkungan belajar, terdapat responden yang belum mengisi atau tidak lengkap dalam pengisian. Oleh karena itu, akses pengisian survei melalui laman https://surveilingkunganbelajar.kemdikbud.go.id/ dibuka kembali pada tanggal 11-14 Oktober 2021.

“Kepala satuan pendidikan dan pendidik (guru) jenjang SMK, SMA/MA, dan SMP/MTs sederajat, diimbau untuk mengisi dan/atau melengkapi jawaban seluruh pertanyaan pada rentang waktu tersebut,” ujarnya.

Tingkat partisipasi dan keterisian instrumen survei sangat berpengaruh terhadap hasil analisis dan pelaporan mengenai input dan proses pembelajaran tersebut. Untuk mendukung kelancaran pengisian survei pada masa pembukaan kembali akses, operator/proktor pada masingmasing satuan pendidikan agar melakukan cetak kartu login pengisian survei.

Purni menekankan, dalam pelaksanaan Asesmen Nasional (AN), seluruh kepala satuan pendidikan dan pendidik (guru) diwajibkan mengisi instrumen Survei Lingkungan Belajar. Survei ini bertujuan untuk memotret berbagai aspek yang terkait dengan lingkungan belajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan, sehingga hasil AN memberikan informasi komprehensif mengenai input dan proses pembelajaran.

Sebelumnya Purni mengatakan, seusai ANBK SMA pada Jumat, 1 Oktober 2021 mengatakan, pengisian survei lingkungan belajar di sekolah negeri rata-rata di atas 95 persen, bahkan ada yang mencapai 100 persen. “Khusus sekolah swasta, masih terdapat cukup banyak sekolah yang tidak melibatkan guru-gurunya dalam survei ini. Bahkan ada sekolah yang di bawah 50 persen keterlibatan guru-gurunya dalam pengisian survei,” jelasnya.

Purni menambahkan, kondisi yang lebih mencengangkan lagi ada beberapa sekolah swasta yang nihil atau 0 persen keterlibatsn guru-gurunya dalam pengisian survei. “Sangat kita sayangkan karena kita sudah jauh-jauh sebelumnya sudah mensosialisasikan dan menekankan pentingmya keikutsertaan sekolah dalam asesmen nasional ini,” sesalnya.

Untuk diketahui, komponen asesmen nasional terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Untuk AKM terdiri dari literasi dan numerasi. Survei karakter terdiri dari enam sub topik yang akan disurvei. Diharapkan dari hasil survei karakter akan keluar sebuah paradigma profil pelajar yang disebut profil pelajar Pancasila. Sementara, survei lingkungan belajar, berupa survei kondisi belajar, metode belajar, dan lainnya.

Terkait asesmen nasional, semua sekolah wajib ikut, baik sekolah negeri maupun swasta. Sementara yang akan dipilih acak yaitu siswa sebagai peserta asesmen, bila sekolah memiliki jumlah siswa kelas XI lebih dari 45 orang. Namun, bila suatu sekolah jumlah siswanya 45 orang atau kurang dari 45 orang, maka semua siswa akan diikutkan dalam asesmen nasional.

Sumber (SuaraNTB, 09/10/2021)

#ntbgemilang

#ntbsehatdancerdas

#ntbsehat&cerdas

#dikbudntb

#pendidikanntbgemilang

#pendidikanntbmembanggakan

#sekolahkita

#pojokekspresi

#pendidikan

#kebudayaan

#pemprovntb

#beasiswantb

#programbeasiswantb

#sabtubudaya