Kabid Dikmen Dikbud NTB: "Sabtu Budaya" SMKN 2 Tanjung Implementasikan Merdeka Belajar
Dalam setiap keterbatasan pasti ada kelebihan sehingga berhenti berkecil hati, jumlah siswa yang sedikit tidak lantas berhenti dan harus tetap memacu diri, yakin saja jika sungguh sungguh kwalitas akan muncul dengan sendiri kuncinya tidak cepat menyerah ini bukti setidaknya SMKN 2 Tanjung mulai mengimplementasikan Merdeka Belajar. Demikian ungkap Kepala Bidang pendidikan menengah (Kabid Dikmen) Fairus Abadi ketika mewakili kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Propinsi NTB dalam pendampingan program "Sabtu Budaya" di sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN 2) kemarin. Minggu (7/11).
Dari kunjungan Tim Dikbud pekan ini Sabtu 6 November, disuguhi berbagai penampilan mulai peragaan tari hingga produk siswa jurusan Teknik Jaringan Komputer (TKJ) mematikan lampu dari jarak jauh dengan menggunakan ponsel hingga sajian beragam kue dari pangan lokal seperti Talas, Ubi dan Kopi serta makanan ringan karya siswa jurusan Tata Boga. Melihat dari beberapa penampilan, dan rekaman video yang di pertunjukan pihak SMKN 2 Tanjung baginya cukup mewakili esensi konsep perogram merdeka belajar melalui "Sabtu Budaya" yang dicanangkan, jelasnya.
"Ini potensi besar, kita tahu di sini murid kita sedikit, masih sekitar 85 siswa, tapi dengan kuantitas yang sedikit ini mereka bisa menonjolkan kualitas yang hebat, saya merasa ke depan ini akan menjadi hal besar," jelas Fairuz.
Dari kegiatan monitoring yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB sesudah sebelumnya, rombongan Dinas Dikbud mengunjungi SMAN 1 dan SMKN 1 Kayangan selanjutnya berkunjung ke SMKN 2 Tanjung pada siang sabtu, Abu Macel (sapaan populer Ach. Fairuz Abadi) menyatakan sejatinya para civitas akademika di SMKN 2 Tanjung telah memahami pemaknaan dan poin-poin penting dari program "Sabtu Budaya", kendati masih ada kekurangan-kekurangan kecil yang mesti dilengkapi, serunya.
Lebih jauh Ach. Fairus memberi pemahaman kepada pihak sekolah (guru maupun siswa) terkait intisari dari program "Sabtu Budaya". Ia mengungkapkan, program " Sabtu Budaya" merupakan implementasi dari program "Merdeka Belajar" dari Kementerian Pendidikan RI sehingga belajar yang merdeka itu maksudnya seperti ini yaitu menggali seluruh potensi yang ada mulai dari lingkungan hingga potensi siswa.
"Jika kita ada dikampung bukan berarti kita kampungan, tetapi kita adalah orang kampung dengan kwalitas kota. (-red) yang ada di kota tidak semuanya orang kota tetapi orang kampung pastinya ada dan besar,"selorohnya menyemangati.
Pada kesempatan yang sama, Kepala SMKN 2 Tanjung Ilyas mengemukakan, kondisi sekolah SMKN 2 Tanjung saat ini memang belum menjadi sekolah besar, dengan jumlah siswa 85 orang dan 21 tenaga guru. Namun, pihaknya optimis sekolah tersebut akan maju dan berkembang dengan kualitas dan inovasi-inovasi yg mereka miliki.
"Sekolah kami memang tidak besar, siswa kami hanya 85 orang, 40 orang sedang praktik lapangan, dan 45 orang yang berada di sekolah saat ini, tapi kami optimis dengan dukungan semua pihak, kami akan maju dengan inovasi dan kualitas kami," ujar Kepala Sekolah yang baru memimpin SMKN 2 Tanjung sejak dua bulan lalu itu.
Di era saat ini, yang merupakan era teknologi informasi atau yang akrab disebut era 4.0 kebutuhan masyarakat terkait teknologi semakin meningkat. Hal tersebut, diyakini Ilyas sebagai indikator ke depan bahwa SMKN 2 Tanjung merupakan sekolah yang tepat dan dibutuhkan masyarakat karena memiliki core utama Teknologi Informatika.
"Hampir semua sisi kehidupan kita saat ini dipengaruhi oleh keberadaan tekonologi, itu sebabnya kami yakin ke depan sekolah ini akan menjadi besar, karena kebutuhan masyarakat terkait TI ada di sekolah ini," tambahnya.
"Kegiatan pendampingan program "Sabtu Budaya" tersebut berjalan dengan seru dan antusias. Selain Ach. Fairuz Abadi, hadir pula Kepala Bidang SMA Dinas Dikbud NTB Lalu Muh. Hidlir, Ketua Dharma Wanita Persatuan Dikbud NTB Baiq Rauhun, dan beberapa kepala seksi serta staf Dinas Dikbud NTB. (Ias)
Sumber ( Grafika News , 7 November 2021)