WORKSHOP IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Dilansir dari SMA Negeri 2 Mataram (14/11/22), sebagai lanjutan dari implementasi kurikulum merdeka yang telah dilaksanakan pada awal tahun pelajaran 2022/2023 lalu, SMA Negeri 2 Mataram kembali melaksanakan kegiatan serupa pada pertengahan bulan November ini. Workshop yang dijadwalkan berlangsung tiga hari yakni dari tanggal 14 s/d 16 November 2022 dihadiri oleh guru mata pelajaran dan wali kelas X yang berjumlah 55 orang. Workshop lanjutan implementasi kurikulum merdeka ini bertujuan untuk mensosialisasikan bagaimana proses penilaian dan pengisian e-rapor kurikulum merdeka sebelum pelaksanaan asesmen sumatif akhir semester ganjil.

Hari pertama workshop dibuka langsung oleh Kepala SMA Negeri 2 Mataram, Drs.H.Arofiq, M.M dengan menyampaikan beberapa informasi terkait agenda sekolah dan hasil yang diharapkan pada akhir kegiatan.Dalam kesempatan tersebut turut hadir Kepala Seksi Kurikulum Bidang SMA Dinas Dikbud NTB, Purni Susanto, M.Ed yang manyatakan apresiasi dan antusias terhadap workshop yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 2 Mataram ini. Beliau memaparkan beberapa informasi terkait “Prinsip dan Model Asesmen pada Kurikulum Merdeka”.

“Kata kunci asesmen adalah bagaimana mengubah mindset guru untuk tidak lagi menjadikan penilaian kognitif sebagai satu-satunya penilaian,”terangnya sekaligus menjadi akhir dari workshop hari pertama.

Workshop hari kedua, Selasa (15/11/22) yang diagendakan untuk pengisian e-rapor berjalan seru dan interaktif. Pemateri kegiatan merupakan guru dari SMA Negeri 1 Sikur yang menjadi salah satu Pilot Project di provinsi Nusa Tenggara Barat, Zaenuri Erfan, S.Pd. Dalam kesempatan ini, Erfan memberikan bimbingan kepada peserta kegiatan yang sudah siap di depan perangkat masing-masing untuk bisa praktik langsung bagaimana pengisian e-rapor. Para peserta begitu antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan sampai akhir.

Di sela-sela pembimbingan, Erfan berbagi pengalaman mengenai implementasi kurikulum merdeka di sekolahnya yang kini memasuki tahun kedua dan tantangan yang dihadapinya.

“Kurikulum merdeka merupakan penyempurnaan dari KTSP, yang berbeda adalah adanya analisis diagnostik dan feedback”, ujarnya.

Lebih lanjut Erfan menambahkan, “Pilihan projek tidak ada yang salah, semua tergantung pada kebutuhan dan SDM yang dimiliki sekolah. Tantangannya pun berbeda yaitu regulasi “. Para peserta begitu antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan sampai akhir.

Hari terakhir workshop, Rabu (16/11/22), diisi oleh calon guru penggerak yang berjumlah 3 orang yang berbagi pemahaman tentang penerapan budaya positif sebagai bentuk kegiatan aksi nyata. Setelah itu, para peserta masih melanjutkan pengisian e-rapor secara mandiri yang dipandu Arif Efendi, S.Pd selaku teknisi sekolah.

Menghadirkan Kepala Bidang SMA, Drs.H.Lalu Muhammad Hidlir, yang pada kesempatan ini berbagi informasi mengenai program-program yang tengah digalakkan oleh Dinas Dikbud NTB.

Pada bagian akhir sambutannya, Drs.H.Lalu Muhammad Hidlir mengungkapkan harapannya. “Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan pada masa mendatang dan membawa manfaat bagi guru”, ungkapnya sekaligus menutup workshop yang telah digelar selama 3 hari tersebut.

#pendidikanntbgemilang

#pendidikanntbmembanggakan

#dikbudntb

#sekolahkita

#pendidikan

#kebudayaan

#pemprovntb

#budayasaya