RPS Baru SMKN 1 Sakra Dijamin Dongkrak Kompetensi Siswa

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sakra, Ahmad Suhamka mengapresiasi pembangunan ruang praktek siswa (RPS) yang dibangun melalui dana alokasi khusus (DAK) Fisik pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB tahun 2022.

Menurut dia, pembangunan RPS dengan sistem pengerjaan Swakelola tipe I memiliki banyak keunggulan dibanding dengan sistem tender.

Terutama, terkait dengan kualitas bangunan, karena pihak sekolah berperan untuk mengawasi proses pengerjaan, dan bahan material yang digunakan, dipastikan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) yang tercantum di dokumen proyek.

“Kualitasnya pasti lebih bagus, karena kita selaku pelaksana punya peran untuk mengawasi. Dampak baiknya juga kepada masyarakat sekitar, karena dilibatkan dalam proses pengerjaan,” katanya, Selasa (10/01/2023).

Terkait dengan proses pengerjaan yang alami keterlambatan dari jadwal, dirinya menyatakan hal itu tidak menjadi masalah, terpenting kualitas dan mutu RPS memuaskan, apalagi saat ini, progres pembangunannya sudah 95 persen.

“Keterlambatan itu terjadi karena faktor cuaca, kita tahu intensitas hujan begitu tinggi akhir tahun kemarin. Tapi saat ini sudah 95 persen, akhir Januari pasti jadi, karena tambahan waktu pengerjaan itu kan maksimal 50 hari,” sebutnya.

Suhamka juga memaparkan, RPS yang dikerjakan melalui DAK tahun 2022 ini, memiliki keunggulan yang signifikan dibanding sebelumnya. Hal itu terlihat dari luas, tinggi dan sistem sirkulasi udara pada bangunan yang memadai.

“Harus kita akui RPS yang sekarang ini jauh lebih representatif. Dan itu pasti akan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi dan produktifitas siswa kami. Karena harus diingat, teaching factory (pabrik, red) pengolahan hasil pertanian kami sudah berjalan lama. Itu juga menjadi dasar kuat Dinas Dikbud memberikan kami RPS,” sebutnya.

Dia juga menyebut, RPS yang dibangun dengan anggaran Rp889 juta dan peralatan pabrik hingga Rp1 M itu, bakal membantu SMKN 1 Sakra menjadi badan layanan umum daerah (BLUD) baru.

Sebab, dengan gedung dan peralatan seadanya saja, ditegaskan dia, hasil pengolahan pertanian/TEPA SMKN 1 Sakra berupa roti, sudah mampu menyasar ritel modern, RSUD Soedjono Selong, beberapa BUMDes dan pelaku UMKM di Lombok Timur.

“Roti hasil produksi SMKN 1 Sakra sudah menyasar toko-toko besar. Hasil produksi per hari saat ini minimal 250 potong roti, lalu keuntungan per 1 roti Rp1 ribu rupiah, lalu itu kalikan 30 hari. Setelah beroperasinya RPS yang baru ini nanti, hasil produksi itu akan meningkat 2 hingga 3 kali lipat. Tentu itu sangat luar biasa, apalagi nanti kita jadi BLUD, yang saat ini masih dibahas di Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB,” paparnya.

Masih lanjut dia, SMKN 1 Sakra memiliki dua core (inti, red) dalam peningkatan kompetensi siswa. Yakni di bidang pertanian dan perhotelan. Di mana kata dia, saat ini pihaknya masih kekurangan RPS untuk meningkatkan kompetensi siswa di bidang itu.

“Misal di Core Pertanian, kita punya 5 kompetensi keahlian, seperti Kompetisi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Agribisnis Ternak Unggas, Agribisnis Ruminansia, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, dan Alat Mesin Pertanian (otomotif, red), itu idealnya harus memiliki RPS masing-masing. Begitu juga dengan Core Perhotelan , yakni kompetisi keahlian pariwisata dan perjalanan pariwisata,” tekannya.

Dia pun berharap, pemerintah provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Dikbud pada tahun ini dapat memberikan tambahan RPS baru kepada SMKN 1 Sakra. Mengingat RPS bagi SMK sebut dia begitu penting untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi siswa.

“Kalau kami boleh memilih, kami di SMK jauh lebih memilih RPS daripada RKB. Alasannya SMK itu dituntut memiliki lulusan yang siap di dunia kerja, untuk itu kita harus memilih banyak RPS dan itu harus representatif,” tandasnya.

Sumber (suaranusra.com, 10/01/2023)