SMKN 5 Mataram Latih Para Narapidana dan Tahanan di Lapas Kuripan Kerajinan Cukli dan Batik

Sebagai sekolah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), SMKN 5 Mataram mendapat penghargaan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Penghargaan ini diberikan atas kontribusi sekolah melakukan sinergitas memberikan pelatihan keterampilan membantik. Itu menjadi kegiatan unggulan di Lapas Kelas IIA Lombok Barat.

Penghargaan diserahkan langsung Kasi Lapas Kelas IIA Lombok Barat Murdhahim kepada Kepala SMKN 5 Mataram  H Istiqlal di Kuripan, Lobar, kemarin.

”Alhamdulillah ini penghargaan yang cukup membanggakan bagi kami,” kata Istiqlal.

Penghargaan diberikan Kemenkumham tidak lepas dari kontribusi SMKN 5 Mataram yang menjadi BLUD. Pelatihan membatik  diberikan pihak sekolah menjadi kegiatan unggulan di Lapas Lobar. Di bawah kepemimpinan Zul-Rohmi pihaknya memberikan pelatihan membatik dan cukli kepada warga binaan di Lapas Lobar selama dua tahun.

Kini, atas pelatihan tesebut warga binaan Lapas Lobar telah bisa memproduksi batik tulis premium dengan harga Rp 1 juta.

”Kalau di sekolah harga batik paling mahal Rp 400 ribu, sekarang mereka (warga binaan) Lapas Lobar sudah bisa memproduksi batik premium,” terangnya.

Kasi Lapas Kelas IIA Lombok Barat Murdhahim mengatakan, penghargaan diberikan Kemenkumham kepada SMKN 5 Mataram karena telah menjalankan perjanjian kerja sama (PKS). ”Warga binaan Lapas diberikan pelatihan membatik dan cukli,” ucap dia.

Dari hasil pelatihan ini kata dia, dalam waktu tiga bulan warga binaan telah menghasilkan Rp 50 juta untuk penjualan batik tulis. Sedangkan untuk kerajinan cukli sudah menghasilkan ratusan juta lebih. ”Warga binaan ada dapat bulanan dan jika pulang mereka ada bekal,” ujar dia.

Dikatakan, dari awal PKS hingga sekarang ini warga binaan tetap didampingi, terutama yang punya keahlian. Mereka yang punya keahlian tato, melukis, dan punya kemampuan IT (informasi dan teknologi) diberikan pembinaan.

”Kalau yang pintar IT akan mendesain batik,” ujarnya.

Hingga kini, pesanan batik tulis tetap ada. Bahkan konsumen memesan dengan desain sesuai seleranya. ”Warga binaan bangga punya keahlian membatik. Batik tulis yang diproduksi  kita namakan Gembok (generasi membatik Lombok),” ucapnya.

Untuk memasarkan batik tulis Gembok pihaknya juga bekerja sama dengan toko oleh-oleh. Bahkan belum lama ini toko oleh-oleh di wilayah Senggigi meminta tambahan 200 kerajinan cukli. ”Batik tulis tetap kita produksi,” pungkasnya. (jay/r9)

Sumber : lombokpost.jawapos.com