Kasek Minta Perpanjangan Jam Belajar di Sekolah

SMA sederajat di NTB yang berada pada zona kuning sedang menggelar tatap muka terbatas. ”Pengumunan tentang 3M protokol kesehatan terus kami berikan ke anak-anak,” tegas Kepala SMAN 4 Praya Kadian, pada Lombok Post, Selasa (20/10/2020). Maksudnya mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Sesuai edaran resmi Dinas Dikbud NTB, KBM tatap muka terbatas dilakukan maksimal empat jam pelajaran. ”Kalau saat ini, kami harus patuhi aturan itu,” terang ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Lombok Tengah ini.

Harapannya, perlahan jam pelajaran bisa ditambah. ”Lima atau sampai enam jam pelajaran,” sarannya. Menurut Kadian, secara teknis sekolah sudah menerapkan protokol kesehatan dengan maksimal. Dia berpandangan, sudah saatnya sekolah lebih difokuskan pada pembelajaran. ”Kami tidak hanya ingin anak-anak menerima pembelajaran dari aspek kognitif, tetapi aspek psikomotorik dan afektif harus dilakukan,” jelas dia.

Memang sudah ada kurikulum darurat, intinya tidak terpaku pada ketercapaian kurikulum. ”Tetapi kami sebagai pendidik, punya tugas dan tanggung jawab, pembelajaran itu harus disampaikan secara maksimal,” tegas Kadian. Dia juga berpandangan sudah saatnya kantin diizinkan beroperasi. ”Ini untuk menunjang sarapan anak-anak, karena mereka sangat jarang membawa bekal apalagi sarapan di rumah,” pungkasnya.

Terpisah Kepala SMAN 2 Bayan Moch Fatkoer Rohman juga berharap demikian. ”Karena kalau hanya empat jam, selama ini kita mengantarkan materi belum maksimal,” jelasnya. Dampaknya, daya serap siswa tidak maksimal. ”Mudah-mudahan bisa enam jam, supaya materi pelajaran tidak terlalu ketinggalan,” harap Ketua MKKS SMA Lombok Utara ini.

Sumber, (LombokPost, 21/10/2020)