Peringati Isra' Mi'raj 1442 H, SMANSA Adakan Peletakan Batu Pertama Renovasi Musala Al Muhsinin
Kamis, 11 Maret 2021, bertepatan dengan Peringatan Isra' Mi'raj 27 Rajab 1442 H, SMA Negeri 1 Mataram mengadakan pengajian yang dihadiri Pengurus Komite, Bapak/Ibu Guru, Ibu-Ibu Darma Wanita, dan Bapak/Ibu Pegawai yang beragama Islam serta siswa kelas XII yang sebelumnya aktif dalam ekskul Remaja Musala. Pengajian diisi oleh TGH. Achmad Muchlis, pendakwah yang juga merupakan anggota Komisi I DPRD Provinsi NTB Fraksi PKS, mengenai kronologi peristiwa Isra' Mi'raj dan keutamaan ibadah shalat. Acara ini diadakan di Musala Al Muhsinin dengan menerapkan protokol kesehatan, dan diakhiri dengan prosesi peletakan batu pertama renovasi Musala Al Muhsinin, SMA Negeri 1 Mataram.
Kegiatan dibuka pada pukul 10.15. Sebelum penyampaian materi kajian, Kepala SMA Negeri 1 Mataram, Bapak Kun Andrasto, S.Pd. dan Ketua Komite SMA Negeri 1 Mataram, Bapak Prof. Ir. H. Manshur Ma'shum, Ph.D., menyampaikan pengantar terlebih dahulu mengenai latar belakang pelaksanaan pengajian ini dan keterkaitannya dengan rencana renovasi Musala Al Muhsinin.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Sekolah menjelaskan bahwa acara peletakan batu pertama yang menandai awal proses renovasi musala seharusnya dilaksanakan pada bulan Februari 2021. Namun karena adanya sejumlah kendala, Beliau merasa sangat bersyukur karena akhirnya niat baik tersebut bisa terlaksana pada bulan ini, bahkan bertepatan dengan peristiwa Isra' Mi'raj. Ketua Komite, dalam pengantarnya, ikut menguatkan pernyataan Kepala Sekolah. Menurut beliau, peristiwa Isra' Mi'raj selalu mengingatkan kita tentang turunnya perintah shalat, sehingga momentum Isra' Mi'raj tahun ini bertepatan dengan niat kita dalam memperbaiki sarana peribadatan, agar kita dapat lebih khusyu' dalam beribadah, terutama ibadah shalat.
Setelah penyampaian pengantar, pembawa acara mempersilahkan penceramah menyampaikan materi kajiannya. TGH. Achmad Muchlis mengawali ceramahnya dengan menjelaskan betapa besar rasa syukur kita atas nikmat sehat, nikmat umur, dan taufik serta hidayah Allah SWT. Kemudian beliau mengkategorikan suatu persoalan menjadi dua jenis, yaitu persoalan ringan dan berat. Persoalan ringan, contohnya rezeki dan maut. Sedangkan persoalan yang berat adalah bagaimana kita mengingatkan diri kita sendiri, menyadarkan diri kita sendiri, dan mengubah diri kita sendiri. Menjelaskan makna istilah "Isra'", beliau mengutip QS Al Isra (17 : 1), tentang kronologi perjalanan satu malam Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, dan menyimpulkan bahwa peristiwa tersebut merupakan mukjizat, karena perjalanan tersebut terjadi hanya dalam waktu sekejap. Selanjutnya, beliau menjelaskan makna "Mi'raj" dengan menceritakan peristiwa saat Nabi Muhammad SAW naik ke langit ketujuh hingga ke Sidratul Muntaha. Pada saat di Sidratul Muntaha, Rasulullah menghadap Allah SWT dengan duduk bersimpuh dan membaca tahiyat, persis seperti posisi tahiyat yang kita lakukan saat shalat. Secara keseluruhan, kronologi peristiwa ini merupakan awal dari turunnya perintah shalat lima waktu yang kita laksanakan. Namun beliau sangat menyayangkan, saat ini umat Muslim banyak yang melalaikan ibadah Shalat dan akhirnya jauh dari Allah SWT. Padahal shalat merupakan bentuk komunikasi kita kepada Allah SWT, sehingga semakin sering kita berkomunikasi, maka semakin dekat kita dengan Allah SWT. Beliau juga mengutip hadits yang menjelaskan bahwa sedekat-dekatnya seorang Hamba kepada Allah SWT adalah saat sujud. Di akhir ceramahnya, TGH. Achmad Muchlis menghimbau peserta kajian untuk konsisten melakukan ibadah shalat di awal waktu secara berjamaah di Masjid. Beliau menutup ceramahnya dengan mengajak peserta kajian berdoa.
Selanjutnya, hadirin menyaksikan prosesi peletakan batu pertama di halaman Musala yang secara berurutan dilakukan oleh TGH. Achmad Muchlis, Prof. Dr. Ir. H. Mansyur Ma'shum, dan Kun Andrasto, S.Pd.